My Story

on Selasa, 17 April 2012
Udah lama ga posting. 
.
.
.
.
[Backsound : Jangkrik]
.
.

Apa kabarnya blog inihhhh?! Gila, berapa bulan ga ada postingan baru. By the way, gue nyoba-nyoba iseng bikin cerpen nih. Dibaca ya!


‘Impian’

            Aku? Aku siapa? Ah, tidak penting. Apalah arti sebuah nama. Meskipun jika tanpa nama itu terkesan misterius dan aneh. Biarlah, aku apa adanya. ‘I am who I am’, kata–kata itu akhir–akhir ini sering sekali muncul.

Aku? Valentine? Cinta? Menurutku, anak baru kelas 2-5 itu. Dia, iya dia. Otaknya yang lumayan cerdas, wajahnya juga … yaaah, menurutku lumayan tampan. Katanya ia juga dari keluarga yang lumayan mapan. Jika dikaitkan dengan hal – hal tadi, ia bisa jadi pria idaman semua perempuan. Menurutku sih.

Hari ini, berjalan seperti biasa. Aku juga seorang murid baru kelas 2-5. Murid biasa yang tidak terlalu dikenal. Eksis? Menurutku itu bukan hal yang buruk juga. Tapi, entah kenapa aku juga tidak suka.

Dia maju ke depan kelas, menjawab pertanyaan guru yang menurut murid–murid lumayan sulit, namun semua itu dapat diakhirinya dengan applause dari murid–murid satu kelas. Hebat? Menurutku sangat, mungkin itu karena aku menyukainya. Hahahaha…

Melankolis? Mungkin saja. Cerita yang kutulis di diariku ini terkesan melankolis. Biarlah, ini diariku, jadi terserah aku. Kalian mungkin yang sedang membacanya diam–diam akan tertawa–tawa aneh ataupun memberi kesan yang aneh juga. Oke, ini mulai diluar topik yang aku ingin ceritakan.

Kembali ke topik, sebenarnya aku hanya ingin curhat. Curhat tentang dia yang sudah tidak ada di dunia ini. Tanggal 14 Februari kemarin, padahal aku sudah menyiapkan sebuah coklat untuknya. Namun, semuanya hancur seketika. Kepala sekolah mengumumkan bahwa dia mendapat kecelakaan di jalan. Sebuah truk berkecepatan tinggi menabrak mobil yang ditumpanginya.

Impian. Sekarang dia hanya menjadi impianku saja. Impian yang sudah mustahil diraih. Kematian dapat merenggut segalanya. Kematian dapat menghentikan semua impian. Kematian yang telah mengambil impianku. Cih, dasar sialan. Tapi tak akan kubiarkan kematian ini merenggut impianku.

Jika kalian membaca ini, mungkin sekarang sudah ada darah yang terciprat di dekat kertas ini. Ya, aku sudah sangat depresi akan kematiannya. Jadi, aku tidak ingin impian ini terhenti karena kematiannya. Aku akan mengejarnya, meskipun dia sudah pergi ke sana. Ke alam yang tak tersentuh olehku. Namun sekarang, aku bisa menyentuhnya.


Karya : Bagas Putra Reynara















1 comments:

angelnyaaaaan mengatakan...

.......
UDAH?
CUMA ITU?
TBC GA?
LANJUTIN! #maksa