on Sabtu, 21 Juli 2012

Wuidiiih... Judulnya sok alim gitu yak. Engga-engga, gue engga abis nerima pencerahan. Tapi gue pengen cerita kalo 'pemilik' kita ini ada, alias bener-bener nyata. Ya pokoknya gitu deh. Pokoknya cekidot deh!

Lo pernah ga sih, ngerencanain sesuatu terus gagal gitu aja? Tapi tiba-tiba temen lo ngajak elo makan-makan di acara ulang tahunnya?

Lo pernah ga sih, nabung uang sampe banyak buat beli sesuatu yang lo pengen, eh tiba-tiba ada masalah keuangan menimpa lo dan akhirnya lo harus pake uang itu?

Lo pernah ga sih, ga jadi minum Hop-Hop lo karena sedotannya dilalerin? Harusnya kan tinggal disobek plastiknya terus diminum. Gitu aja ga bisa. Ga kreatif lo!

Becanda, gue cuman becanda. Maksud gue, kita itu sebenernya cuma bisa ngerencanain. And then, leave the rest to Him.

Ngerti? Gini deh. Ibaratnya lo itu pengaju proposal, dan Tuhan itu yang punya perusahaan. Nah, kalo elo ngajuin proposal, kan terserah si yang punya perusahaan mau terima proposal elo atau engga. Misalnya lo tiba-tiba langsung diomelin gara-gara proposal lo ga masuk akal juga terserah si yang punya perusahaan kan?

Gue nulis ini karena gue sadar, yang punya hidup gue itu emang gue, tapi yang bisa pake cuma Tuhan. Ibaratnya, kita itu The Sims dan yang main itu Tuhan. Gitu.

Gue punya beberapa pengalaman soal kejadian kayak diatas. Gue bakal ceritain salah satunya.

Waktu itu bulan Ramadhan, pas temen-temen gue lagi puasa. Kebetulan itu siang-siang, dengan matahari yang ga berperikemanusiaan, gue terpikir buat beli minuman coklat dingin. Kan lumayan tuh.

Gue ambil duit dari dompet gue. Gue naik motor ke tempat si penjual minuman seger bin maknyus tadi. Ternyata tutup. Mungkin si penjualnya puasa, jadinya ga jualan. Gue memutuskan buat beli teh susu dingin. Gue pun pergi lagi ke tempat jualannya yang kayak stand PRJ gitu. Teh P*ci, tau kan lo?

Sampe disana, gue merasakan kejanggalan, kantong gue berasa kosong dan ternyata bener. Duit gue raib entah kemana. Padahal gue inget banget tadi gue masukin duit ke kantong gue. Gue pun pulang dengan rasa malu di sekujur badan gue. Entah gimana caranya kemaluan (baca: rasa malu) itu bisa ada si sekujur badan gue.

Gue pun pulang. Sampe rumah gue langsung tiduran di kasur. Dan lo tau apa yang terjadi??? *sfx: drumroll* DUIT GUE TIBA-TIBA ADA DI KANTONG GUE!

Gue pun instropeksi, soalnya gue udah sering ngalamin kejadian kayak gini. Apa itu cuma kecerobohan gue? Gue bingung. Kalo gue ceroboh, ga mungkin duit tadi bisa balik lagi ke kantong gue. Kantong gue pun udah gue periksa bener-bener. Beeeeh...

Gue pun terpikir soal The Sims tadi. Mungkin Tuhan ngeklik dompet gue, motor gue, dan tukang coklat tadi. Eh taunya dirubah jadi tukang teh P*ci. Terus pas mau sampe, kegiatan beli-membayar gue di-cancel. Dan kemudian Tuhan ngeklik rumah gue.
.
.
.
.
Hhhhh... Aneh ya? Emang. Buat gue, Tuhan itu makhluk paling anti-mainstream. Dia selalu ngelakuin sesuatu dengan caranya sendiri. Gue pun bingung.

Yak, cukup segitu posting gue untuk kali ini. Dadaaah! *lambai-lambai*

Oiya, follow gue di @BPReynara ya!

on Selasa, 10 Juli 2012

Judulnya............melankolis abis. Tapi tenang, isinya ga akan kayak gitu. Well, gue tulis ini gegara gue blogwalking dan dapetnya blog cewek semua. Jadi, you know what I mean lah.

Sebenernya cuma pengen nulis tentang interpretasi gue tentang apa-itu-cinta. So let's see how far can I go as a writer who have a writer block problem.
.
.
.
.
.
.
_____________________________

Cinta...
Apa itu cinta?
Aku terlalu muda untuk menjelaskannya.
Bahkan menadahkan tanganku untuk apa yang akan diberikannya jika ia tuanku.

Cinta, seperti Narnia.
Indah.
Walaupun hanya menjejakkan kaki pada luarnya saja.
Walaupun hanya dapat melihat pada luarnya.
Namun, aku bertanya-tanya apa isi di dalamnya.
Apa itu?

Cinta, sebuah buku yang dapat dinilai dari covernya saja.
Sebuah buku yang di mana sinopsisnya menumpahkan semua inti cerita.
Sebuah buku best-seller kapanpun ia dicetak ulang.

Cinta, seperti seorang pengantar surat.
Yang selalu berhasil mengirimkan hati si penulis surat kepada si penerima.
Seperti jembatan atas dua ujung hati yang terpisah jauh.

Ya, mungkin cinta itu seperti tuan yang murah hati pada bawahannya.
Mungkin seperti novel indah dengan diksi dan majas yang berkelas.
Mungkin seperti keindahan Narnia walaupun hanya luarnya saja.
Mungkin seperti seorang pengantar surat yang selalu berhasil atas tugasnya.

Namun cinta itu...

Mungkin seperti tuan yang murah hati dengan maksud tersendiri.
Entah baik, entah jahat.

Mungkin seperti novel best-seller dengan diksi dan majas berkelas.
Namun menyimpan kisah pilu.

Mungkin seperti Narnia yang indah.
Namun perang dengan berbagai kebencian yang berada padanya.

Mungkin seperti seorang pengantar surat yang selalu berhasil atas tugasnya dengan memanfaatkan orang lain.

Ya, cinta itu tentang bagaimana kamu melihatnya. 

Dan terkadang, cinta itu seperti kematian. Tentang bagaimana kamu melihatnya. Apa itu sesuatu yang menakutkan? Atau sesuatu yang membebaskan manusia dari kesengsaraan duniawi.

Cinta, pedang yang akan membela atau akan berbalik membunuhmu.