Bercinta Dengan Kesepian.

on Kamis, 07 Februari 2013

Aku terbaring di ranjangku. Menatap kosong langit-langit kamarku sambil melihat pertengkaran otak dan hatiku. Logika melawan perasaan. Mengapa mereka tidak berdamai, saling menyukai satu sama lain, lalu bercinta? Mengapa mereka seperti dua magnet yang medannya sama?

Aku sendiri ingin meledak! Meledak seperti--pokoknya secara harafiah. Aku lelah melihat pertengkaran perasaan dan logikaku. Tentang mana yang akan kupilih dalam membuat jalan ke depan. Ya, aku sedang berdiri di persimpangan.

Dia. Semua ini karena dia. Dia yang selalu membuatku semangat menjalani hari. Dia--pokoknya dia yang aku suka, bahkan aku cinta! Dia yang seperti mengisi setiap pelosok hatiku. Dia yang selalu membuatku berpikir kalau aku tidak sendirian di dunia ini. Dia teman, musuh, sahabat, dan pacarku. Aku menyukainya seperti seorang laki-laki normal yang menyukai wanitanya.

Aku selalu bercinta dengan kesepian. Namun, memang hanya dia yang selalu menepuk pundakku dan menggandeng tanganku. Mengajakku melihat ke dunia luar, menyadari bahwa dirinya lebih berharga dari kesunyian. Kemudian, aku teradiksi padanya.

Malam ini, dirinya hilang. Aku tak menemukannya. Logikaku memerintahkan untuk kembali pada sang Kesepian, sementara di hatiku masih terpatri nama dan kenangannya. Mereka bertengkar. Meributkan tentang jalan yang harus kupilih di persimpangan ini. Hatiku kalah, dia terlalu lemah untuk hal ini. Malam ini, aku kembali bercinta dengan kesepian.

0 comments: